SEJARAH PERTKEMBANGAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
Sejarah perkembangan
Teknologi Pendidikan telah berlangsung dari waktu yang lama sekali, banyak
pendapat dan kejadian sejarah yang mendasari awal perkembangan Teknologi
Pendidikan, terutama yang berkaitan dengan perkembangan instruksional. Sejarah
perkembangan teknologi pendidikan menjadi sangat singkat jika dihitung
bagaimana jabatan dan pola pikir tlah dibawa bersama sama untuk menciptakan bidang
galian dari teknologi pendidikan . peserta didik dari teknologi pendidikan
sepanjang tahun 1960 pada umumnya mengikuti salah satu dari dua jalur berikut
yaitu pendekatan Audio Visual atau belajar terprogram yang masing masing telah
dihubungkan dengan sejumlah kerangka konseptual, adopsi praktis dari kegitan
mereka, pelatihan dan kepribadian mereka.
Teknologi pembelajaran merupakan
gabungan dari tiga aliran yang saling berkepentingan, yaitu media pendidikan,
psikologi pembelajaran dan pendekatan sistem untuk pendidikan (Seels,
1979).Dalam perkembangan selanjutnya teknologi pembelajaran menggunakan tiga
prinsip dasar yang perlu dijadikan acuan dalam pengembangan dan pemanfaatannya,
yaitu: 1). pendekatan sistem (system approach), 2). berorientasi pada
peserta didik (learner centered), dan 3). pemanfaatan sumber belajar
semaksimal dan sebervariasi mungkin (utilizing learning resources)
(Sadiman, 1984). Prinsip pendekatan sistem berarti bahwa setiap usaha pemecahan
masalah pendidikan yang dilandasi konsep teknologi pembelajaran hendaknya
menerapkan prinsip pendekatan sistem. Artinya memandang segala sesuatu sebagai
sesuatu yang meneluruh (komprehensif) dengan segala komponen yang saling
terintegrasi. Prisip berorientasi pada peserta didik, berarti bahwa usaha-usaha
pendidikan, pembelajaran dan pelatihan hendaknya memusatkan perhatiannya pada
peserta didik. Sedangkan prinsip ketiga yaitu pemanfaatan sumber belajar
semakksimal dan sebervariasi mungkin, berarti peserta didik belajar karena
berinteraksi dengan berbagai sumber belajar secara maksimal dan bervariasi.
Edgar Dale dan James Finn merupakan
tokoh yang berjasa dalam pengembangan teknologi pembelajaran modern. Edgar Dale
mengemukakan tentang Kerucut pengalaman (Cone of experience). Bagaimana gerakan terbentuknya
teknologi pendidikan dimulai oleh salah satu pakar yaitu Dr. James Finn, yang
pada saat itu menjadi kepala devisi pendidikan audio visual (DAVI), salah stu
tulisan Finn yang terkenal adalah tentang Teknologi dan Proses Pembelajaran.
argument utamanya adalah bahwa dalam banyak bidang, masyarakat Amerika Utara
telah diubah oleh teknologi dan teknologi itu tak bisa diacuhkan pengaruhnya
terhadap pendidikan, cepat atau lambat
Pemikiran Edgar Dale tentang Kerucut
pengalaman (Cone of experience) ini merupakan upaya awal untuk
memberikan alasan atau dasar tentang keterkaitan antara teori belajar dengan
komunikasi audio visual (Dale, 1946). Kerucut pengalaman Dale telah menyatukan
teori pendidikan John Dewey (salah satu tokoh aliran progresivisme) dengan
gagasan– gagasan dalam bidang psikologi yang tengah populer pada masa itu.
Sedangkan, James Finn berjasa dalam
mengusulkan bidang komunikasi audio-visual menjadi teknologi pembelajaran yang
kemudian berkembang hingga saat ini menjadi suatu profesi tersendiri, dengan
didukung oleh penelitian, teori dan teknik tersendiri. Gagasan Finn mengenai
terintegrasinya sistem dan proses mampu mencakup dan memperluas gagasan Edgar
Dale tentang keterkaitan antara bahan belajar dengan proses pembelajaran.
Dengan kata lain pemanfaatan media dalam kegiatan pembelajaran.
Definisi Teknologi Pembelajaran
Definisi AECT 1994 : “Teknologi Pembelajaran adalah
teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta
evaluasi tentang proses dan sumber untuk belajar.” (Seels &
Richey, 2000:10)
Rumusan tentang pengertian teknologi pembelajaran
telah mengalami beberapa perubahan, sejalan dengan sejarah dan perkembangan
dari teknologi pembelajaran itu sendiri. Di bawah ini dikemukakan beberapa
definisi tentang teknologi pembelajaran yang memiliki pengaruh terhadap
perkembangan teknologi pembelajaran.
1. Definisi Association for
Educational Communications Technology (AECT, 1963) atau
Asosiasi Komunikasi dan Teknologi Pendidikan).
“Komunikasi audio-visual adalah cabang dari teori dan
praktek pendidikan yang terutama berkepentingan dengan mendesain, danmenggunakan pesan
untuk mengendalikan proses belajar, mencakup kegiatan: (a)
mempelajari kelemahan dan kelebihan suatu pesan dalam proses belajar; (b)
penstrukturan dan sistematisasi oleh orang maupun instrumen dalam
lingkungan pendidikan, meliputi: perencanaan, produksi, pemilihan, manajemen
dan pemanfaatan dari komponen maupun keseluruhan sistem pembelajaran. Tujuan
praktisnya adalah pemanfaatan setiap metode dan media komunikasi secara efektif
untuk membantu pengembangan potensi peserta didik secara maksimal” (Ely,
1963:18-19).
Definisi di atas masih menggunakan istilah komunikasi
audio-visual, namun telah menghasilkan kerangka dasar bagi pengembangan
teknologi pembelajaran berikutnya serta dapat mendorong terjadinya
peningkatan kualitas dan efisiensi pembelajaran.
2. Definisi Commission on
Instruction Technology (CIT) 1970
“Teknologi pembelajaran diartikan sebagai media yang
lahir sebagai akibat revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk keperluan
pembelajaran di samping guru, buku teks, dan papan tulis…..bagian yang
membentuk teknologi pembelajaran adalah televisi, film, OHP, komputer dan
bagian perangkat keras maupun lunak lainnya.”
“Teknologi pembelajaran merupakan usaha sistematik
dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi keseluruhan proses belajar
untuk suatu tujuan pembelajaran khusus, serta didasarkan pada penelitian tentang
proses belajar dan komunikasi pada manusia yang menggunakan kombinasi sumber
manusia dan non manusia agar belajar dapat berlangsung efektif.”
Dengan mencantumkan istilah tujuan pembelajaran
khusus, tampaknya rumusan tersebut berusaha mengakomodir pengaruh pemikiran
B.F. Skinner (salah seorang tokoh Psikologi Behaviorisme) dalam teknologi
pembelajaran. Begitu juga, rumusan tersebut memandang pentingnya penelitian
tentang metode dan teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran
khusus.
3. Definisi Silber 1970
“Teknologi pembelajaran adalah pengembangan (riset,
desain, produksi, evaluasi, dukungan-pasokan, pemanfaatan) komponen sistem
pembelajaran (pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar) serta
pengelolaan usaha pengembangan (organisasi dan personal) secara
sistematik, dengan tujuan untuk memecahkan masalah belajar”.
Definisi yang dikemukakan oleh Kenneth Silber di atas
menyebutkan istilah pengembangan. Pada definisi sebelumnya
yang dimaksud dengan pengembangan lebih diartikan pada pengembangan
potensi manusia. Dalam definisi Silber, penggunaan istilah pengembangan memuat
dua pengertian, disamping berkaitan dengan pengembangan potensi manusia juga
diartikan pula sebagai pengembangan dari teknologi pembelajaran itu sendiri,
yang mencakup: perancangan, produksi, penggunaan atau pemanfaatan dan penilaian
teknologi untuk pembelajaran.
4. Definisi MacKenzie dan Eraut 1971
“Teknologi pendidikan merupakan suatu studi yang
sistematik mengenai cara bagaimana tujuan pendidikan dapat dicapai”
Definisi sebelumnya meliputi istilah, “mesin”,
instrumen” atau “media”, sedangkan dalam definisi ini tidak
menyebutkan perangkat lunak maupun perangkat keras, tetapi lebih berorientasi
pada proses dalam mencapai tujuan.
5. Definisi AECT 1972
Pada tahun 1972, AECT berupaya merevisi defisini
yang sudah ada (1963, 1970, 1971), dengan memberikan rumusan sebagai berikut :
“Teknologi pendidikan adalah suatu bidang garapan yang
berkepentingan dengan memfasilitasi belajar pada manusia melalui usaha
sistematik dalam: identifikasi, pengembangan, pengorganisasian dan pemanfaatan
berbagai macam sumber belajar serta dengan pengelolaan atas keseluruhan proses
tersebut”.
Definisi ini didasari semangat untuk menetapkan
komunikasi audio-visual sebagai suatu bidang studi. Ketentuan ini mengembangkan
gagasan bahwa teknologi pendidikan merupakan suatu profesi.
6. Definisi AECT 1977
“Teknologi pendidikan adalah suatu proses yang
kompleks dan terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana, dan
organisasi untuk menganalisis masalah, merancang, melaksanakan, menilai dan
mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar pada manusia.
Definisi tahun 1977, AECT berusaha mengidentifikasi
teknologi pendidikan sebagai suatu teori, bidang garapan dan profesi. Definisi
sebelumnya, kecuali pada tahun 1963, tidak menekankan teknologi pendidikan
sebagai suatu teori.
7. Definisi AECT 1994
“ Instructional technology is the theory and
practice of design, development, utilization, management and evaluation of
processes and resources for learning’ (Seels dan Richey, 1994, p.1)”
Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan,
pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan sumber untuk
belajar. Meski dirumuskan dalam kalimat yang lebih sederhana, definisi ini
sesungguhnya mengandung pengertian yang mendalam. Definisi ini berupaya semakin
memperkokoh teknologi pembelajaran sebagai suatu bidang garapan dan
profesi, yang perlu didukung oleh landasan teori dan praktek.
Definisi ini juga berusaha menyempurnakan wilayah atau kawasan bidang
kegiatan teknologi pembelajaran melalui kajian terori dan penelitian. Di
samping itu, definisi ini berusaha menekankan pentingnya proses dan produk.
8. Definisi menurut Anglin 1995.
“ teknologi pendidikan adalah kombinasi dari
pembelajaran, belajar, pengembangan, pengelolaan, dan teknologi lain yang diterapkan
untuk memecahkan masalah pendidikan” (Anglin, 1995:8). Definisi ini memandang
teknologi pendidikan sebagai salah satu cabang dari disiplin ilmu pendidikan
yang berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi. Sejak dimasukkannya
unsur teknologi ke dalam kajian dan praktek pendidikan, semenjak itulah lahir
disiplin teknologi pendidikan.
9. Definisi menurut Hackbarth 1996.
“ teknologi pendidikan adalah konsep multidemensional
yang meliputi: 1) suatu proses sistematis yang melibatkan penerapan pengetahuan
dalam upaya mencari solusi yang dapat digunakan dalam memecahkan
masalah-masalah belajar dan pembelajaran, 2) produk seperti buku teks, program
audio, program televisi, software komputer, dan lain-lain, 3) suatu profesi
yang terdiri dari berbagai kategori pekerjaan, dan 4) merupakan bagian spesifik
dari pendidikan.” (Hackbarth, 1996).
Berdasarkan definisi ini teknologi pendidikan
mempunyai dua bidang kajian utama, yaitu: a). mengkaji tentang teori belajar
dan perilaku manusia lainnya (soft technology), dan b). mengkaji
teknologi terapan yang diaplikasikan untuk memecahkan masalah pembelajaran (hard
technology). Namun, fokus dari teknologi pembelajaran bukan pada proses
psikologis bagaimana peserta didik belajar, melainkan pada proses bagaimana
teknologi perangkat lunak dan keras digunakan mengkomunikasikan pengetahuan,
keterampilan, atau sikap kepada peserta didik sehingga peserta didik mengalami
perubahan perilaku seperti yang diharapkan (Atwi Suparman, 2004: 30).
10. Definisi menurut AECT (2004):
“Educational technology is the study and ethical
practice of facilitating learning and improving performance by creating, using,
and managing appropriate technological processes and resources” (AECT, 2004).
Definisi terbaru teknologi pendidikan adalah studi dan
etika praktek dalam upaya memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja
dengan cara menciptakan, menggunakan atau memanfaatkan dan mengelola proses dan
sumber-sumber teknologi yang tepat. Dengan demikian tujuannya masih tetap untuk
memfasilitasi pembelajaran agar lebih efektif, efisien dan menyenangkan serta
meningkatkan kinerja.
0 komentar:
Posting Komentar